Tugas Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 6 - Seleksi dan Manajemen Proyek
Seleksi dan Perencanaan Proyek dalam Pembentukan Aplikasi Kepegawaian
A. Pemilihan Metodologi
Pada perealisasian proyek ini, kami memilih metodologi Waterfall Development yang mana tahapannya akan terlihat seperti pada gambar berikut
Pemilihan metodologi pada pembentukan Aplikasi Kepegawaian (SIMPEG) akan didasari dari Feasibility Study yang sebelumnya telah dilakukan. Sebagaimana yang tertera dalam Feasibility Study, proyek ini nantinya akan menggunakan teknologi yang sudah sering digunakan sebelumnya sehingga beberapa metodologi seperti System Prototyping dan Agile Development tidak cocok digunakan pada proyek ini.
User Requirement dan persyaratan dari proyek ini juga sudah cukup jelas diterangkan pada penjelasan Feasibility Study sehingga peluang dari berubahnya User Requirement dan persyaratan dari proyek ini terbilang cukup kecil. Dengan adanya hal tersebut, metode Iterative dan Throwaway Prototyping akan kurang maksimal jika diterapkan dalam proyek ini.
Proyek ini juga terbilang cukup kompleks dalam pengerjaannya dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk merealisasikan proyek ini. Oleh karena itu, metode yang paling cocok digunakan dalam proyek ini adalah metode Waterfall Development karena metode ini akan memberikan tahapan yang berurutan dan linear. Mulai dari perencanaan, analisis, desain, implementasi, pengujian, hingga pemeliharaan. Berikut adalah penjelasan poin-poin rinci dari Waterfall Development
Planning
Tahap awal dalam siklus pengembangan sistem adalah Planning. Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting karena akan menentukan tujuan dari pengembangan sistem dan manfaat yang akan diperoleh dari sistem tersebut. Tahapan ini berfokus pada pengidentifikasian nilai bisnis dan analisis kelayakan System Request/Proposal.
Analysis
Tahap kedua dalam siklus pengembangan sistem adalah Analysis. Tahap ini fokus pada menjawab pertanyaan Apa, Untuk Siapa, Dimana, dan Kapan sistem ini dibuat. Tahapan ini juga melibatkan pengumpulan kebutuhan pengguna untuk memastikan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna
Design
Tahap ketiga dalam siklus pengembangan sistem adalah Design. Tahap ini fokus pada pertanyaan Bagaimana sistem ini akan bekerja? Tahap ini juga melibatkan desain arsitektur, desain antar muka, dan desain data. Tahapan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang akan dibuat akan bekerja secara efektif dan efisien.
Implementation
Tahap terakhir dalam siklus pengembangan sistem adalah Implementation. Tahap ini lebih difokuskan pada pengiriman sistem dan dukungan sistem yang telah selesai. Tahap ini melibatkan konstruksi sistem dan pengujian/testing. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Melalui pengimplementasian setiap tahapan secara terstruktur dan benar, pengembangan sistem dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Proses pengembangan sistem yang terstruktur akan memastikan sistem yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik pula.
B. Pembuatan jadwal atau Perencanaan Kerja
Struktur rincian dan pembagian tanggung jawab kerja dalam perealisasian Sistem Aplikasi Kepegawaian akan disusun seperti tabel yang ada pada link berikut ini
Perencanaan dan Pembagian Tanggung Jawab Kerja
Kedua tabel tersebutlah yang nantinya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan perealisasian proyek Sistem Aplikasi Kepegawaian.
C. Pembentukkan Tim dan Penentuan Tanggung Jawab
1. Perencanaan Tim
2. Strategi Tim
3. Penugasan
Seleksi dan Perencanaan Proyek dalam Pembentukan Aplikasi Kepegawaian
A. Pemilihan Metodologi
Pada perealisasian proyek ini, kami memilih metodologi Waterfall Development yang mana tahapannya akan terlihat seperti pada gambar berikut
Pemilihan metodologi pada pembentukan Aplikasi Kepegawaian (SIMPEG) akan didasari dari Feasibility Study yang sebelumnya telah dilakukan. Sebagaimana yang tertera dalam Feasibility Study, proyek ini nantinya akan menggunakan teknologi yang sudah sering digunakan sebelumnya sehingga beberapa metodologi seperti System Prototyping dan Agile Development tidak cocok digunakan pada proyek ini.
User Requirement dan persyaratan dari proyek ini juga sudah cukup jelas diterangkan pada penjelasan Feasibility Study sehingga peluang dari berubahnya User Requirement dan persyaratan dari proyek ini terbilang cukup kecil. Dengan adanya hal tersebut, metode Iterative dan Throwaway Prototyping akan kurang maksimal jika diterapkan dalam proyek ini.
Proyek ini juga terbilang cukup kompleks dalam pengerjaannya dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk merealisasikan proyek ini. Oleh karena itu, metode yang paling cocok digunakan dalam proyek ini adalah metode Waterfall Development karena metode ini akan memberikan tahapan yang berurutan dan linear. Mulai dari perencanaan, analisis, desain, implementasi, pengujian, hingga pemeliharaan. Berikut adalah penjelasan poin-poin rinci dari Waterfall Development
Planning
Tahap awal dalam siklus pengembangan sistem adalah Planning. Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting karena akan menentukan tujuan dari pengembangan sistem dan manfaat yang akan diperoleh dari sistem tersebut. Tahapan ini berfokus pada pengidentifikasian nilai bisnis dan analisis kelayakan System Request/Proposal.
Analysis
Tahap kedua dalam siklus pengembangan sistem adalah Analysis. Tahap ini fokus pada menjawab pertanyaan Apa, Untuk Siapa, Dimana, dan Kapan sistem ini dibuat. Tahapan ini juga melibatkan pengumpulan kebutuhan pengguna untuk memastikan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna
Design
Tahap ketiga dalam siklus pengembangan sistem adalah Design. Tahap ini fokus pada pertanyaan Bagaimana sistem ini akan bekerja? Tahap ini juga melibatkan desain arsitektur, desain antar muka, dan desain data. Tahapan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang akan dibuat akan bekerja secara efektif dan efisien.
Implementation
Tahap terakhir dalam siklus pengembangan sistem adalah Implementation. Tahap ini lebih difokuskan pada pengiriman sistem dan dukungan sistem yang telah selesai. Tahap ini melibatkan konstruksi sistem dan pengujian/testing. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Melalui pengimplementasian setiap tahapan secara terstruktur dan benar, pengembangan sistem dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Proses pengembangan sistem yang terstruktur akan memastikan sistem yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik pula.
B. Pembuatan jadwal atau Perencanaan Kerja
Struktur rincian dan pembagian tanggung jawab kerja dalam perealisasian Sistem Aplikasi Kepegawaian akan disusun seperti tabel yang ada pada link berikut ini
Perencanaan dan Pembagian Tanggung Jawab Kerja
Kedua tabel tersebutlah yang nantinya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan perealisasian proyek Sistem Aplikasi Kepegawaian.
C. Pembentukkan Tim dan Penentuan Tanggung Jawab
1. Perencanaan Tim
2. Strategi Tim
3. Penugasan
Tim juga harus memastikan strategi-strategi ini agar project dapat terkoordinasi dengan baik.
4. Kontrak Kerja
5. Standarisasi Kerja Tim
Dalam standarisasi kerja tim, terdapat dua panduan yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan mengenai perancangan perangkat lunak beserta dengan penggunaan dan pengisian spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Berikut adalah link yang berisikan kedua panduan tersebut
DPPL yang berisikan deskripsi perancangan perangkat lunak yang berorientasi proses dan SKPL yang berisikan panduan penggunaan dan pengisian spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.
Segala bentuk pengerjaan maupun laporan pengerjaan harus didasari dari kedua dokumen tersebut.
D. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dalam sebuah proyek memegang peran penting dalam memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan dengan sukses. Tugas penanggung jawab meliputi beberapa hal seperti mengawasi dan memantau proyek secara terus menerus untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan. Selain itu, penanggung jawab juga bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang muncul dan mengkoordinasikan tim agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Penanggung jawab juga harus memastikan bahwa proyek selesai tepat waktu, dalam anggaran yang telah ditentukan, serta dengan kualitas yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan ini, penanggung jawab juga dapat melakukan perencanaan yang matang dan menyusun strategi yang efektif untuk meminimalkan risiko dan mengoptimalkan hasil yang dicapai. Selain tugas-tugas yang telah disebutkan, penanggung jawab juga harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim, stakeholder, dan pihak terkait lainnya. Komunikasi yang baik dan transparan dapat membantu dalam mengatasi masalah yang muncul dan menjaga agar semua pihak terlibat dalam proyek dapat bekerja secara kooperatif dan terkoordinasi. Dengan begitu, proyek dapat dilaksanakan dengan sukses dan menghasilkan hasil yang optimal.
1. Detail Pertanggungjawaban
Berikut adalah Gantt Chart dari pertanggungjawaban di atas:Gantt Chart
E. Analisis Manajemen Risiko
1. Risk Assessment
Risk #1 : Proyek pengembangan SIMPEG ini bukan hal yang baru, teknologi yang dipakai untuk mengembangkan SIMPEG telah digunakan berkali-kali. Sehingga masalah - masalah yang dihadapi ketika mengembangkan teknologi dapat diselesaikan dengan cepat. Karena teknologi yang dipakai telah dikenal oleh pengembang.
- Likelihood of risk : Low probability of risk
- Potential Impact on the project : Resiko ini kemungkinan kecil berpengaruh kepada pengembangan aplikasi. Ketika terjadi masalah, maka akan ada hambatan terhadap pengembangan aplikasi secara umum.
- Ways to address this risk : Perencanaan pengembangan proyek seperti perencanaan workflow, pembagian tugas, dan lain-lain dapat membantu mengecilkan kemungkinan terjadinya hambatan dalam pengembangan proyek. Oleh karena itu, perencanaan dan komunikasi antar pengembang sangat penting dalam pengembangan proyek ini.
Risk #2 : Metode Waterfall Development memerlukan banyak waktu untuk melakukan analisis, desain, dan pengujian sebelum proses implementasi dimulai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pengembangan dan membuat proyek terlambat.
- Likelihood of risk : Medium probability of risk
- Ways to address this risk : Untuk menghindari keterlambatan, proyek dapat dibagi menjadi fase yang lebih kecil dan mudah dikelola. Setiap fase dapat memiliki deadline masing - masing, memungkinkan kemajuan dapat dipantau secara lebih jelas.
Risk #3 : Metode Waterfall Development memiliki karakteristik yang berurutan dan linear, sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan perubahan perencanaan yang terjadi selama proses pengembangan. Hal ini dapat menyebabkan masalah ketika perubahan harus dilakukan.
- Likelihood of risk : Low probability of risk
- Ways to address this risk : Melakukan komunikasi yang efektif dengan pengembangan dan memastikan bahwa kebutuhan dan persyaratan pengguna sudah terdefinisikan dengan jelas sebelum memulai pengembangan. Sehingga tidak terjadi perubahan perencanaan yang dapat menghambat pengembangan proyek.
4. Kontrak Kerja
5. Standarisasi Kerja Tim
Dalam standarisasi kerja tim, terdapat dua panduan yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan mengenai perancangan perangkat lunak beserta dengan penggunaan dan pengisian spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Berikut adalah link yang berisikan kedua panduan tersebut
DPPL yang berisikan deskripsi perancangan perangkat lunak yang berorientasi proses dan SKPL yang berisikan panduan penggunaan dan pengisian spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.
Segala bentuk pengerjaan maupun laporan pengerjaan harus didasari dari kedua dokumen tersebut.
D. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dalam sebuah proyek memegang peran penting dalam memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan dengan sukses. Tugas penanggung jawab meliputi beberapa hal seperti mengawasi dan memantau proyek secara terus menerus untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan. Selain itu, penanggung jawab juga bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang muncul dan mengkoordinasikan tim agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Penanggung jawab juga harus memastikan bahwa proyek selesai tepat waktu, dalam anggaran yang telah ditentukan, serta dengan kualitas yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan ini, penanggung jawab juga dapat melakukan perencanaan yang matang dan menyusun strategi yang efektif untuk meminimalkan risiko dan mengoptimalkan hasil yang dicapai. Selain tugas-tugas yang telah disebutkan, penanggung jawab juga harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim, stakeholder, dan pihak terkait lainnya. Komunikasi yang baik dan transparan dapat membantu dalam mengatasi masalah yang muncul dan menjaga agar semua pihak terlibat dalam proyek dapat bekerja secara kooperatif dan terkoordinasi. Dengan begitu, proyek dapat dilaksanakan dengan sukses dan menghasilkan hasil yang optimal.
E. Analisis Manajemen Risiko
1. Risk Assessment
Risk #1 : Proyek pengembangan SIMPEG ini bukan hal yang baru, teknologi yang dipakai untuk mengembangkan SIMPEG telah digunakan berkali-kali. Sehingga masalah - masalah yang dihadapi ketika mengembangkan teknologi dapat diselesaikan dengan cepat. Karena teknologi yang dipakai telah dikenal oleh pengembang.
- Likelihood of risk : Low probability of risk
- Potential Impact on the project : Resiko ini kemungkinan kecil berpengaruh kepada pengembangan aplikasi. Ketika terjadi masalah, maka akan ada hambatan terhadap pengembangan aplikasi secara umum.
- Ways to address this risk : Perencanaan pengembangan proyek seperti perencanaan workflow, pembagian tugas, dan lain-lain dapat membantu mengecilkan kemungkinan terjadinya hambatan dalam pengembangan proyek. Oleh karena itu, perencanaan dan komunikasi antar pengembang sangat penting dalam pengembangan proyek ini.
Risk #2 : Metode Waterfall Development memerlukan banyak waktu untuk melakukan analisis, desain, dan pengujian sebelum proses implementasi dimulai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pengembangan dan membuat proyek terlambat.
- Likelihood of risk : Medium probability of risk
- Ways to address this risk : Untuk menghindari keterlambatan, proyek dapat dibagi menjadi fase yang lebih kecil dan mudah dikelola. Setiap fase dapat memiliki deadline masing - masing, memungkinkan kemajuan dapat dipantau secara lebih jelas.
Risk #3 : Metode Waterfall Development memiliki karakteristik yang berurutan dan linear, sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan perubahan perencanaan yang terjadi selama proses pengembangan. Hal ini dapat menyebabkan masalah ketika perubahan harus dilakukan.
- Likelihood of risk : Low probability of risk
- Ways to address this risk : Melakukan komunikasi yang efektif dengan pengembangan dan memastikan bahwa kebutuhan dan persyaratan pengguna sudah terdefinisikan dengan jelas sebelum memulai pengembangan. Sehingga tidak terjadi perubahan perencanaan yang dapat menghambat pengembangan proyek.
Komentar
Posting Komentar